welcome

coba - coba ngebuka

Rabu, 10 Februari 2010

0

SISTEM PENGKADERAN YANG SESUAI PADA SAAT INI.

By : Rodhin Afiv Helmi

Sekbid kader komisariat engineering

Perkaderan sebagai manifestasi untuk menjalankan roda kepemimpinan sangatlah penting manfaatnya bagi keberlangsungan tujuan bersama. Bagi suatu organisasi, regrenasi kepemimpinan yang sehat karena ditopang oleh keberadaan kader-kader yang berkualitas. Selain akan menjadikan organisasi bergerak dinamis, juga formasi kepemimpinannya akan segar dan energik. Tetapi konsep umat yang terbaik bagi Islam merupakan tantangan dalam aktivisme sejarah, dan hal tersebut merupakan proses setiap individu ataupun kader Ikatan.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam perjalanannya memang membutuhkan energi yang cukup besar untuk membuat Ikatan menjadi lebih dewasa dan sigap menanggapi segala problem yang ada terutama kaderisasi. Tolak ukur keberhasilan kemudian menjadi poin penting yang diharapkan mampu mengatasi segala permasalahan kader yang menjadi inti penggerak Ikatan. Jika Ikatan tidak merancang dan menyiapkan para kadernya secara sistematis dan organisatoris, maka dapat dipastikan bahwa Ikatan sebagai organisasi akan menjadi stagnan (tetap) dan tidak berkembang, sehingga tidak memiliki prospek yang jelas. Karena itu, Ikatan harus mempunyai konsep yang jelas, terencana dan sistematis dalam menyiapkan dan mengembangkan suatu sistem yang menjamin keberlangsungan transformasi dan regenerasi kader.

Akan tetapi, pada dewasa ini memang sulit untuk menciptakan kader – kader yang professional, pengkaderan mahasiswa dari tahun ke tahun masih memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari sistem pengkaderan. parasnya masih sangat “sederhana” dan “bersahaja” untuk konteks dunia yang semakin mengglobal.

Apa yang salah dari pengkaderan mahasiswa? Belum ada perubahan signifikan di sini. Seharusnya kita belajar dari negara luar yang mengkader para mahasiswa barunya dengan memperkenalkan pada budaya akademik serta menjaga rasa aman mereka dalam belajar.

Memang inilah ironisnya pengkaderan. Di satu sisi, mahasiswa menganggap bahwa idenya layak untuk diaplikasikan pada mahasiswa baru (maba), akan tetapi dalam perjalanannya ada saja ketimpangan di dalamnya. Seperti yang sudah sering terjadi bertahun-tahun silam. DAD telah mengakibatkan terenggutnya jiwa kader secara “terpaksa”. Ketika itu terjadi, siapa yang bertanggungjawab?

Bentuk ideal dari pengkaderan adalah terciptanya iklim akademik yang kondusif bagi para kader. Tak cukup hanya dengan pelajaran saja, akan tetapi juga perlu skill keorganisasian. Organisasi itu penting, karena di dalamnya sang kader baru akan berinteraksi dengan kader yang lain, seniornya, serta memperluas cakrawala.

Akan tetapi problemnya terletak pada para senior yang kurang memahami arti pengkaderan. Arti pengkaderan adalah mengkader mahasiswa menjadi “mahasiswa seutuhnya.” Mahasiswa yang cerdas secara akademis, juga secara organisatoris.

Kita tak bisa menyalahkan langsung para seniornya (kasus) yang tidak memahami hakekat ini. Semua ini bermula dari paradigma yang terbangun di benak sang senior. Jika seniornya seorang aktivis, maka tentunya para kader akan diarahkannya menjadi aktivis mahasiswa yang cerdas, kritis dan kreatif.

Agar tidak terjadi kasus sebagaimana yang lalu-lalu, menurut penulis, harus ada format ideal yang perlu dilakukan untuk itu.

Pertama,

Materi soft skill (pengembangan). Beberapa waktu lalu (6-8/08/04), hal ini sudah dilaksanakan oleh Simpul Madani bekerjasama dengan Unhas di Gedung Pertemuan Ilmiah (GPI). Saat itu hadir Marwah Daud Ibrahim—penulis buku Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan (MHMMD)—beserta timnya. Fokus yang dibangun di situ adalah pengkaderan berbasiskan kesadaran. Karena awal yang perlu ditanamkan di benak kader adalah kesadaran pengenalan diri. Siapakah aku? Setelah itu dilanjutkan dengan membuat planning ke depan secara sistematis.

Materi ini menurut penulis lebih efektif daripada bentakan dan cemoohan yang tidak jelas. Bagaimana mungkin bisa jadi intelegensia kalau moralitas saja lemah. Makanya sang senior juga perlu memberikan taudalan yang baik bagi bawahannya.

Selain materi soft skill, juga perlu diperkenalkan organisasi. Sampai saat ini, kader juga harus dirangsang “syahwat” organisasinya. Jangan sampai hanya mentok pada bangku kuliah saja. Tentu beda seorang mahasiswa yang cerdas-organisatoris dengan pasifis.

Selain itu, juga perlu ditambahkan materi games / out bond yang merangsang kader untuk kreatif. Materi ini bisa diperoleh dari lembaga training. Secara psikologis, maba akan terangsang jiwa belajarnya jika ia dalam keadaan fun.

Kedua,

keteladanan dari senior. Senior yang baik adalah yang membimbing kader barunya menjadi baik.bagaikan seperti seorang guru yang membantu sang murid mencapai cita-citanya. Seorang guru yang ikhlas berbakti akan senang jika muridnya berhasil di kemudian hari.

Tiap manusia pasti tidak ingin disakiti, itu jelas. Begitu juga dengan kader yang baru saja bergembira namanya terdapat di lembaran pengumuman penerimaan kader baru. Mereka tentu senang bisa menjadi anggota IMM, bisa belajar bagi masa depannya. Itu adalah pengalaman mulia yang seharusnya dibantu agar mereka berhasil meraih cita-cita.

Pengkaderan itu penting. Tapi pengkaderan yang seperti apa? Bukankah manusia akan semakin termotivasi belajar jika ia dalam keadaan senang? Maka dari itu, alangkah baiknya juga para senior yang terhormat, yang memiliki segudang teori ilmu pengetahuan serta pengalaman, membawa mereka sampai ke gerbang penantiaannya.

Tentunya semua itu bisa terlaksana dengan jika dilandasi dengan spirit keikhlasan dalam dada. Jangan ada dendam kesumat. Jika dulu pernah disakiti, maka lebih mulia membalas itu dengan cinta. Cinta yang tulus dari dasar jiwa akan membawa manusia pada kesadaran bahwa hidup haruslah berarti. Apapun jurusan serta profesi yang akan diemban nantinya, maka semua itu haruslah memberikan manfaat bagi orang lain. Begitu juga dengan DAD, sebuah rutinitas tahunan yang digelar para anggota IMM.

Di samping itu semua, setelah DAD perlu adanya suatu bentuk kegiatan yang merangsang para kader baru untuk mencintai organisasinya tanpa adanya suatu keterpaksan. Yang tentunya, kita juga harus menyesuaikan kondisi waktu dan tempat, secara logika acara tersebut tidak akan berjalan sesuai yang kita harapkan secara maksimal bila tidak adanya sesuatu pertimbangan yang matang. sebagai contoh, kita mempunyai rencana kegitan out bond pada dua minggu yang akan datang, namun kenyatannya, hari setelah dua minggu yang tadi adalah hari dimana ada ujian semester, nah disini kita melihat tidak adanya waktu belajar untuk semesteran, Jika kita tetap menjalankan acara tersebut.

Acara atau suatu kegitan bukan hanya out bond saja, tetapi juga seperti Seminar, Tentang suatu pelatihan, Kajian, Diskusi, dan masih banyak lagi acara-acara yang lain.ada beberapa tujuan yang dapat diambil dari cara pengkaderan, yaitu :

1. Agar supaya kader dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk yang sesuai dengan perintah Al – qur’an dan Al – hadist,

2. Dapat menempatkan atu dapat menjaga sikap dan perbuatan dimana dia berada sesuai akhlakul kharimah yang sesuai dengan syari’at islam.

Agar dapat terciptanya tujuan yang di inginkan, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan.di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Menjalankan kewajiban sebagai pemeluk agama islam seperti, menjalankan sholat 5 waktu; menjalankan ibadah puasa, baik wajibnya maupun sunnahnya; melaksanakan zakat, baik sunnah maupun wajib; jika kita mampu lakukanlah haji dan umrah ke tanah suci,

2. Bacalah Al – Qur’an setiap hari minimal 1 (satu) halaman,sekalian baca tafsirannya,

3. Dibuat suatu acara seminar dalam bentuk motifasi, membangkitkan semangat untuk menumbuhkan sugesti yang bersifat positif. kalau perlu kita undang sang the master hipnotis ” Romi Rafael ”,

4. Sering melakukan kegiatan yang bersifat sosialisme. sehingga kita tidak terus memandang ke atas, namun kita melihat ke bawah, yang masih ada saudara – saudara kita butuh bantuan dari tangan kita,

5. Menghadiri pengajian – pengajian yang berlandaskan ke islaman tanpa terkecuali,baik kader baru maupun kader lama. agar tidak dapat menimbulkan kesenjangan sosial,

6. Amalkan semua ilmu yang diperoleh dari baca AL – Qur’an, kajian – kajian maupun dari acara – acara yang bersifat islami

Jadi, syarat utama yang tepenting dalam mejalankan semua itu adalah kita harus memperbaiki minimal sholat dan mengaji Al – Qur’an. Karena sholat dan mengaji Al – Quran dapat mendukung perbuatan baik dan menghindari perbuatan munkar.Alangkah lebih sempurna apabila kita sebagai umat islam menjalankan semua yang harus dijalankan dan diamalkan menurut syariat islam.

Dari semua yang sudah kita bahas dari sistem pengkaderan diatas yaitu mengarahkan kita pada norma – norma yang sudah ada pada islam dan harus kita jalankan menurut aturan – aturan norma dan syariat islam.

Dari pembahasan sistem pengkaderan diatas tidak ada yang memberatkan kita apa bila kita ikhlas dan sungguh – sungguh ingin mendekatkan diri pada Sang Pencipta yaitu ALLAH SwT.

Saya kira sudah cukup pembahasan sistem pengkaderan pada saat ini yang sudah saya buat. Semoga pembaca dapat mengambil inti sari dan mengamalkannya.semoga bermanfaat,

Billahi fi sabililhaq fastabikhul khoirat.

Wassalamu’alaikum Warrah matulaahi Wabarakaatuh.

1 komentar:

  1. Titanium Flat IRON GIRLING | TITON, Australia
    TITE OF IRON GIRLING. Designed babyliss pro nano titanium flat iron for. TITE OF IRON GIRLING titanium white dominus - TITON, edc titanium Australia - TITE OF IRON titanium gr 5 GIRLING. titanium nitride coating service near me Made in TITON, Australia.

    BalasHapus